Seleksi team volley - 1

Daripada setiap hari sabtu dan minggu molor di kos-kosan karena enggak ada kegiatan perkuliahan, Indra akhirnya mutusin ikut dalam club volly yang ada dikampusnya. Kebetulan semester ini ada rekrutmen anggota baru. Semester lalu Indra memang mutusin untuk full kegiatan akademik karena aa itu awal ia kuliah setelah lulus SMU. Saat itu ia tak ingin diganggu dengan segala tetek bengek selain kegiatan akademik.

Ternyata setelah menjalaninya satu semester kegiatan akademik tidaklah berat-berat banget. Ia lebih banyak molor di kos seusai pulang kuliah plus sabtu minggu. Semula ia membayangkan kuliah di Fakultas Teknik Elektro akan membuatnya sibuk dengan belajar dan belajar. Ternyata enggak gitu-gitu amat rupanya.

Meski tak terlalu ngotot belajar, semester ini nilai akademik Indra ternyata bagus-bagus semua. Sangat banyak kegiatan eskul di kampusnya ini. Mulai dari aak meaak sampai panjat tebing. Lengkap banget. Karena memang sejak SMU doyan volly akhirnya Indra mutusin gabung di club volly aja. Satu semester enggak latihan volly membuat bodynya yang kekar dirasakannya sedikit berlemak.

Itu perasaan Indra doang. Coba tanyain si Dini, selingkuhannya di kampus, ia tidak merasa tubuh Indra berlemak. Ia awam soal otot-otot lelaki. Tubuh Indra menurutnya sexy abis. Tinggi, kekar, dan proporsional. Sangat menggairahkan bagi cewek-cewek di kampus. Apalagi kalau Indra cuman pakai celana renang doang saat di kolam renang, semua cewek bakalan melototin tubuh Indra yang memang oke banget. Ramping tapi penuh otot.

Tapi itulah, mungkin karena ia olahragawan maka Indra lebih tahu kalau di tubuhnya yang kekar itu mulai nongol lemak-lemak. Jadi jangan protes kalau ia tetap mutusin untuk ikutan club volly. Saat nelpon ke Reny kekasihnya di Palembang sang cewek setuju-setuju aja Indra ikutan club volly.

"Yang penting jangan terlalu capek sayang, nanti enggak bisa belajar dengan baik lagi," pesan mesra Reny dari seberang pulau.

Sebagai inforai Indra ini asal Palembang. Turunan Arab dan Melayu Palembang. Bayangin aja gimana gantengnya tuh anak. Lulus SMU ia kuliah di Bandung. Sementara Reny sang pacar tinggal di Palembang karena enggak lulus SPMB. Akhirnya tuh cewek harus kuliah di perguruan tinggi swasta disana. Niatnya tahun depan ikutan SPMB lagi supaya bisa lulus dan sama-sama kuliah di Bandung. Jadi bisa deket-deketan dengan Indra. Reny memang bertekad kuat agar lulus SPMB tahun depan.

Selain ingin kuliah di PTN favorit, juga supaya bisa memantau kelakuan si Indra. Reny soalnya tahu banget kelakuan binal cowoknya yang ganteng ini. Gila sex. Kalau enggak 'bercinta' seminggu saja kepalanya bisa puyeng. Libidonya gila-gilaan. Untung aja Reny bisa nandingin gila sexnya Indra. Makanya Indra sampai sekarang aih betah pacaran dengan dia.

Sebelum dengan Reny Indra sudah berkali-kali gonta-ganti pacar. Reny itu awalnya selingkuhannya juga. Tapi karena ngesex dengan Reny bisa memuaskan Indra maka akhirnya Indra mutusin untuk jadian aja dengan Reny. Meninggalkan pacar-pacarnya yang lain. Awal kuliah, Indra nyoba untuk setia dengan Reny. Enggak mau pacaran dan cari cewek lain. Tapi mana tahan dia. Baru seminggu kuliah kepalanya sudah puyeng. Apalagi kepala bawahnya. Hehehe. Begitu kenal Dini, mahasiswi fakultas ekonomi yang mojang Bandung asli itu, niatnya untuk setia pada Reny terlupakan sudah.

Dini kini jadi pasangan tetap ngesexnya. Tiada hari dilewatinnya tanpa nyemprotin vagina Dini pakai spermanya. Meski tak sehebat Reny, namun Dini cukup bisa memuaskan kebutuhan ngesexnya Indra. Dan karena itu Indra aih tetap jadian dengan Reny. Ia aih ingin kalau balik ke Palembang bisa ngesex sepuasnya dengan ceweknya sejak SMU itu.

Hari Sabtu pagi Indra sudah nongkrong di gelanggang olah raga. Biasanya Sabtu dan Minggu pagi, gelanggang oleh raga ini ramai dengan mahasiswa yang berolah raga. Gelanggang ini bisa digunakan untuk volly, basket dan juga badminton. Tapi nampaknya Sabtu ini gelanggang khusus dicarter oleh club volly untuk ngadain rekrutmen. Ada dua puluh laki-laki bertubuh tinggi atletis menggenakan pakaian olah raga yang seragam warnanya. Kaos lengan pendek warna biru muda dan celana pendek warna biru tua.

Mereka adalah anggota inti club volly yang akan merekrut sepuluh mahasiswa baru terauk Indra. Dengan stelan kaos lengan pendek, celana pendek dan sepatu olah raga yang berbeda-beda sepuluh calon anggota baru club volly sudah berbaris rapi. Siap mendengarkan arahan dari salah seorang anggota tim volly. Indra mengenal mahasiswa yang akan memberikan arahan itu. Adriansyah namanya, tepatnya Teuku Adriansyah. Mahasiswa teknik mesin semester V, asal Aceh.

Adriansyah ini adalah ketua club volly. Anaknya benar-benar jago maen volly. Bila dia turun main membela kampus maka penonton akan bersorak-soari mendukungnya. Apalagi cewek-cewek. Selain menikmati permainannya yang oke, cewek-cewek ini juga sekaligus menikmati keindahan fisiknya. Wajahnya ganteng ditopang tubuh bertinggi berat 178 cm dan 65 kg. Siapa yang enggak ngiler lihatnya.

"Hari ini kita mengadakan serangkaian tes. Bisa jadi kalian diterima seluruhnya. Namun bukan tidak mungkin satupun dari kalian tidak ada yang diterima. Kami hanya merekrut mereka-mereka yang benar-benar berkualitas, patuh pada aturan club, dan loyal melaksanakan perintah senior," demikian Adriansyah mengawali arahannya.

Sepuluh calon anggota baru manggut-manggut. Adriansyah menyambung lagi kata-katanya,

"Tes pertama adalah wawancara sekaligus tes kemampuan fisik. Disini para interviewer akan meneliti secara komprehensif kesungguhan dan motivasi kalian bergabung di club. Selain itu juga untuk mengorek inforai pengalaman yang kalian miliki di bidang olah raga khususnya volly. Karena itu seperti yang diumumkan dalam selebaran pengumuman, apabila kalian memiliki piagam, sertifikat penghargaan berkaitan dengan kegiatan olah raga silakan diperlihatkan pada interviewer nanti. Selain itu pewawancara juga akan mengetes fisik kalian. Silakan tunjukkan kemampuan fisik kalian yang prima. Tes wawancara dan fisik ini akan berakhir siang nanti menjelang makan siang. Setelah makan siang dan istirahat tes akan dilanjutkan dengan kemampuan bermain volly hingga selesai. Barangkali itu aja, ada yang ingin bertanya?" tanya Adriansyah.

Semua diam.

"Baiklah kalau gitu. Karena enggak ada yang ngajuin pertanyaan, maka kita mulai saja tes wawancara dan fisik. aing-aing kalian akan dibawa oleh dua orang senior ke tempat wawancara yang tempatnya ditentukan oleh senior itu sendiri. Dimanapun tempatnya kalian tidak boleh protes. Meskipun di toilet sekalipun. Semua pertanyaan harus dijawab, semua perintah senior harus dilaksanakan dengan patuh dan tanpa protes. Ini perlu saya tekankan sekali lagi. Hasil tes wawancara dan fisik sangat menentukan lulus tidaknya kalian nanti," Adriansyah mengakhiri arahannya. Ini sih namanya plonco dibungkus rekrutmen, batin Indra.

Tapi dia cuek aja. Itung-itung latihan mental dan fisik, katanya dalam hati. Satu persatu calon peserta dibawa oleh dua orang senior ke tempat wawancara. Beneran, ada juga yang dibawa ke toilet wanita, hehehe. Akhirnya tiba giliran Indra. Yang membawanya adalah Adriansyah dan seorang senior berkulit hitam. Daniel Marantika namanya. Meski hitam orangnya ganteng banget. Hidungnya mancung, rahangnya kukuh dan tubuhnya kekar sekali. Daniel ini adalah kapten tim volly kampus saat ini. Indra merasa bangga karena yang mewawancarainya adalah sua orang yang sama-sama punya nama di club.

Indra mengikuti langkah Adriansyah dan Daniel yang membawanya meninggalkan lapangan. Mereka membawanya ke salah satu ruang ganti yang banyak terdapat dipinggir lapangan. Ruang ganti itu tidak terlalu besar ukurannya. Hanya sekitar lebih kurang 3 x 3 meter persegi. Biasanya digunakan untuk tempat ganti pakaian empat sampai lima orang. Adriansyah dan Daniel mempersilakan Indra meauki ruangan.

Didalam sudah disediakan tiga kursi lipat disusun berhadapan. Indra dipersilakan duduk menghadap kedua senior itu. Sebelum memulai wawancara Indra melihat Daniel mengunci pintu ruang ganti dan mengantongi kunci itu di saku celana pendeknya.

"Nama?" tanya Adriansyah mengawali wawancara.

"Indra," jawab Indra singkat.

"Nama lengkap dong," sela Daniel.

"Muhammad Indra Ramadhan," jawab Indra lagi.

"Hmm.. Nama yang bagus," Adriansyah manggut-manggut,

"Turunan Arab ya?" sambungnya.

"Iya," jawab Indra sambil mikir kok mesti nanya-nanya SARA sih.

"Asal?"

"Palembang,"

"Disini tinggal sama siapa?"

"Kos,"

"Dimana?" "Dago,"

Bergantian Adriansyah dan Daniel mengajukan pertanyaan.

"Mmm sudah punya cewek?" ini Daniel yang nanya.

Lho, kok nanya yang beginian sih? Batin Indra. Aneh. Enggak nyambung sama urusan volly. Tapi karena ingat arahan Adriansyah di lapangan tadi segala pertanyaan harus dijawab tanpa protes, maka dijawab juga pertanyaan itu oleh Indra.

"Sudah a."

"Cool, dimana ceweknya sekarang?"

"Di Palembang a dia enggak lulus SPMB kemarin,"

"Pacaran jarak jauh nih ceritanya. Punya labaan dong disini," kata Adriansyah tersenyum nakal. Waduh, kok makin ngawur pertanyaannya.

"Kok pertanyaannya enggak soal volly a," tanya Indra.

"Tadi kamu dengar arahan kan. Semua pertanyaan harus dijawab. Kita berdua bebas nanyain apa aja dan kamu enggak boleh protes. kalau gitu wawancaranya dihentikan aja, kamu boleh pulang," ancam Daniel. Indra jadi serba salah.

"Bukan gitu a. Sorry kalau gitu. Apa tadi pertanyaannya? O iya labaan ya.. Mmm.. Ada sih. Namanya juga laki-laki a, hehehe," Indra nyengir grogi.

Adriansyah dan daniel menatap tajam padanya. Indra makin grogi jadinya.

"Pernah ngesex dong. Sering mungkin," tanya Daniel dingin.

"Erngg.. Pernah a. Kalian berdua juga pernah kan, hehe," Indra coba mencairkan suasana.

Tapi percuma.

"Yang ditanya kamu, bukan kami. Jadi enggak usah bertanya soal kami," Adriansyah berkata sama dinginnya seperti Daniel.

"Pernah apa enggak?"

"Pernah a," Indra makin grogi.

"Sama dua-duanya?" tanya Daniel.

"Iya,"

"Berapa kali seminggu?"

"Bisa empat sampai lima kali a,"

"Nafsu gede kamu ya,"

"Enggak juga a,"

"Kebanyakan ngesex enggak loyo badan kamu? Bisa ganggu aktifitas olah raga dong," tanya Adriansyah.

Nah ini pertanyaan sudah mulai ke aalahnya, fikir Indra. Semangat Indra menjawab.

"Enggak lah a. Malah semakin semangat. Yang penting stamina tetap dijaga. Saya selalu makan makanan yang bergizi dan minum susu,"

"Hmm.. Gitu ya,"

"Iya a,"

"Enggak takut pacar dan labaan kamu hamil?" tanya Daniel.

Pertanyaannya kok balik-balik ke soal sex lagi sih? Fikir Indra. Tapi dia tak mau protes lagi. "Enggak a. Kan ngesexnya tembak luar,"

"Tembak luar?"

"Ejakulasinya dilakukan diluar a,"

"Kurang jelas," kata Daniel.

Gimana sih? sudah segede ini aak mereka berdua enggak ngerti, batin Indra. Percuma ganteng-ganteng dan body gede kayak gini kalau enggak pernah ngesex. aak enggak ngerti tembak luar. Ada-ada aja. Kata Indra dalam hati.

"Maksudnya gini a, kalau sperma sudah mau nyembur maka penis dicabut dari vagina. Terus spermanya disemburin di luar,"

"Mmm.. Disemburin dimana spermanya?" tanya Adriansyah cuek. Astaga!

"Ya terserah a. Bisa di perut. Di dada, di muka, terserah,"

"Mmm gitu ya,"

"Iya a. Kalian berdua belon pernah ya?"

"Kok nanyain kita berdua?"

"O iya a. Lupa,"

"Waktu dikeluarin di luar, penisnya dikocok-kocok sendiri dong,"

"Ya iya dong a,"

"Sama dengan coli dong kalau gitu,"

"Enggak dong a. kalau ini kan sempat diaukin vagina. Kalau coli kan enggak. pakai tangan doang,"

"Kurang seru ya Niel," kata Adriansyah pada Daniel.

"Iya. Tembak dalam baru asyik,"

"Kalian berdua suka tembak dalam ya. Enggak kuatir entar hamil?"

"Ngapain takut hamil, kita tahu caranya supaya enggak hamil kok,"

"Pakai kondom ya a,"

"Buang-buang duit pakai kondom,"

"Hitung kalender ya,"

"Kayak akuntan aja pakai hitung-hitungan,"

"Kalian berdua ikutan vasektomi ya, maaf lo a,"

"Enak aja. Sialan lo," Indra nyengir.

"Abis gimana dong?"

"Mau tahu caranya?"

"Boleh a,"

"Sabar ya. Entar pasti dikasih tahu. Sekarang lanjutin wawancara aja dulu,"

"Yaa.." Indra mulai penasaran.

Bersambung . . . .